Candi
Tara adalah bangunan berbentuk dasar bujur sangkar dengan setiap sisi berukuran
45 meter dan tinggi 34 meter. Bangunan candi secara vertikal terdiri dari tiga
bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Bagian kaki candi adalah
sebuah bangunan yang berdiri di alas batu berbentuk bujur sangkar dan sebuah
batu lebar. Pada bagian itu terdapat tangga dengan hiasan makara di ujungnya.
Sementara, di sekeliling kaki candi terdapat hiasan sulur-suluran yang keluar
dari sebuah pot.
Tubuh
candi memiliki penampilan yang menjorok keluar di sisi tengahnya. Di bagian
permukaan luar tubuh candi terdapat relung yang dihiasi sosok dewa yang
memegang bunga teratai dengan posisi berdiri. Bagian tenggaranya memiliki
sebuah bilik yang di dalamnya terdapat singgasana bersandaran yang dihiasi
motif singa yang berdiri di atas punggung gajah. Bilik tersebut dapat dimasuki
dari bilik penampil yang terdapat di sisi timur.
Bagian
atap candi berbentuk segi delapan dan terdiri dari dua tingkat. Sebuah arca
yang melukiskan manusia Budha terdapat pada tingkat pertama sementara pada
tingkat kedua terdapat arca yang melukiskan Yani Budha. Bagian puncak candi
berupa bujur sangkar yang melambangkan Kemuncak Semeru dengan hiasan
stupa-stupa. Pada bagian perbatasan tubuh candi dengan atap candi terdapat
hiasan bunga makhluk khayangan berbadan kerdil disebut Gana.
Bila
anda mencermati detail candi, anda juga akan menjumpai relief-relief cantik
pada permukaannya. Misalnya relief pohon dewata dan awan beserta penghuni
khayangan yang tengah memainkan bunyi-bunyian. Para penghuni khayangan itu
membawa rebab, kerang dan camara. Ada pula gambaran kuncup bunga, dedaunan dan
sulur-suluran. Relief di Candi Tara memiliki kekhasan karena dilapisi dengan
semen kuno yang disebut Brajalepha, terbuat dari getah pohon tertentu.
Di
sekeliling candi terdapat stupa-stupa dengan tinggi sekitar 4,6 m berjumlah 52
buah. Meski stupa-stupa itu tak lagi utuh karena bagiannya sudah tak mungkin
dirangkai utuh, anda masih bisa menikmatinya. Mengunjungi candi yang sejarah
berdirinya diketahui berdasarkan Prasasti Candi yang berhuruf Panagari ini,
anda akan semakin mengakui kehebatan Rakai Panangkaran yang bahkan sempat
membangun bangunan suci di Thailand.
Candi
ini juga menjadi bukti bahwa pada masa lalu telah ada upaya untuk merukunkan
pemeluk agama satu dengan yang lain. Terbukti, Panangkaran yang beragama Hindu
membangun Candi Tara atas usulan para pendeta Budha dan dipersembahkan bagi
Pancapana yang juga beragama Budha. Candi ini pulalah yang menjadi salah satu
bangunan suci yang menginspirasi Atisha, seorang Budhis asal India yang pernah
mengunjungi Borobudur dan menyebarkan Budha ke Tibet.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !