Museum Jawa Ullen Sentalu ,Indonesia.

Selasa, 22 Mei 2012


Ullen Sentalu menyimpan segudang kisah menarik yang telah terkubur dalam dinding-dinding istana Yogyakarta dan Solo. Museum kebudayaan Jawa Ullen Sentalu terletak di Ground, Lahore, DIY. Sentalu Museum Ullen nama singkatan pepatah yang cukup terkenal dalam bahasa Jawa ulating Blencong sejUllen Sentalu menyimpan segudang kisah menarik yang telah terkubur dalam dinding-dinding istana Yogyakarta dan Solo. Museum kebudayaan Jawa Ullen Sentalu terletak di Ground, Lahore, DIY. Sentalu Museum Ullen nama singkatan pepatah yang cukup terkenal dalam bahasa Jawa ulating Blencong sejatine tatarane lumaku (lampu hidup).




Dinamakan demikian karena museum ini didirikan untuk menjadi "lampu" bagi masyarakat Jawa tidak bisa melupakan sejarah yang kaya. Museum ini didirikan pada tahun 1980-an oleh Ulating Blencong Foundation, sebuah yayasan yang bertujuan untuk melestarikan tradisi sekaligus merekam sejarah keraton di Solo dan Yogya.


Berdirinya, museum hanya boleh dikunjungi oleh pengadilan keluarga. Kemudian pada tahun 1997 museum ini dibuka untuk umum. Ketika dibuka tidak banyak orang tahu tentang keberadaan museum ini. Karena pada awalnya ditujukan untuk konsumsi publik, museum ini terletak di daerah yang agak sulit dijangkau, terletak di atas bukit, sementara hanya ada satu penanda jalan menuju museum ini, surat dicetak dalam penanda itupun sudah mulai memudar sehingga sulit untuk dibaca.


Untuk memasukkan, biayanya relatif mahal. Museum ini didirikan yang tarifnya Rp 15.000 untuk siswa sekolah dan universitas, dan 25.000 untuk umum. Sementara wisatawan asing harus membayar Rp. 50.000 untuk masuk ke museum ini. Namun, jumlah uang yang dibutuhkan sangat sepadan dengan layanan yang diberikan ke museum. Tidak peduli seberapa kecil kelompok, museum menyediakan panduan untuk memandu rombongan setiap.


Museum dibagi menjadi tujuh bagian utama: Pemanasan Selamat datang, Guwo Selo Giri, sebuah ruang bawah tanah dengan arsitektur arsitektur yang sama Gothic, Kampung Kambangan (atau kampung di atas air), Taman, serta sebuah galeri bernama Akademik Djagad Galeri Modern Art.


Kambangan desa dibagi menjadi beberapa ruangan kecil: Ruangan Tinneke, Paes Ageng Yogyakarta, Kamar Vorstendlanden Batik, Batik pesisir dan ditunjuk Non Gusti Nurul.


Ruangan pertama, ruang Selamat datang, semacam ruang "pemanasan" yang memberikan gambaran kasar kepada para pengunjung museum sebagai tetangga keseluruhan. Disusun dengan baik ruangan dengan pencahayaan redup sedikit. Di salah satu sudut itu adalah foto ibu Hartini, istri keempat dari Presiden


Ruang berikutnya Guwo Selo Giri, menampilkan gambar tokoh kerajaan yang menonjol. Di ruangan ini pengunjung juga mendapat cerita kecil menarik seperti bagaimana Hamengkubuwono IX biasa dipanggil Pangeran Hengky oleh induk semangnya. Atau Pakubuwono 12 yang juga sering disebut oleh teman-teman Bobby Belanda.






Yang lainnya menuju Kambangan museum, desa atau lingkungan di atas air, pengunjung akan diajak masuk ke sebuah ruangan kecil. Salah satunya adalah ruangan Gusti Nurul. Ruangan ini menampilkan foto Gusti Nurul dalam berbagai usia, serta barang-barang yang digunakan saat masih di istana.


Gusti Nurul tumbuh menjadi gadis cantik dan cerdas, juga tidak segan-segan mengungkapkan pendapatnya. Ada banyak yang mengagumi putri satu, Presiden Sukarno adalah salah satunya. Dia begitu terpesona pada sang putri, sampai-sampai ketika ia diundang ke Vila Cipanas Gusti Nurul, dia secara khusus meminta pelukis untuk mengabadikan sosok Basuki Abdullah Gusti Nurul dalam lukisan. Lukisan itu kemudian ditampilkan di ruang kerja di Vila Cipanas Soekarno.


Hal lain yang sangat khusus, Gusti Nurul adalah wanita pertama yang dengan tegas menolak poligami. Karena pandangan yang ketat dari Gusti Nurul akan menikah pada usia tiga puluh tahun. Gusti Nurul saat ini memiliki delapan puluh enam tahun tinggal di London.


Kambangan desa masih memiliki beberapa ruang lainnya yang secara khusus berbicara tentang batik. Sementara ruang terakhir, ruang Paes Ageng, menampilkan pakaian pengantin, dan lukisan yang berhubungan dengan pernikahan biasa diadakan di kekaisaran.


Untuk nyaman di seluruh ruangan di museum ini memakan waktu sekitar satu jam. Pengunjung akan mendapatkan cerita lengkap tentang berbagai objek dan karakter yang telah tertarik pada warna dalam sejarah istana Yogyakarta dan Solo.


Setelah puas mengelingingi Inti dari museum, pengunjung biasanya akan diminta untuk mengisi buku tamu sementara Anda disuguhi minuman khusus dengan rasa jahe yang terasa hangat di tenggorokan ketika menghirup. Ramuan ini dibuat dengan resep rahasia yang sering diambil istana putri. Yang mengatakan, ramuan ini berkhasiat ageless.atine tatarane lumaku (lampu hidup).


***
Dinamakan demikian karena museum ini didirikan untuk menjadi "lampu" bagi masyarakat Jawa tidak bisa melupakan sejarah yang kaya. Museum ini didirikan pada tahun 1980-an oleh Ulating Blencong Foundation, sebuah yayasan yang bertujuan untuk melestarikan tradisi sekaligus merekam sejarah keraton di Solo dan Yogya.


Berdirinya, museum hanya boleh dikunjungi oleh pengadilan keluarga. Kemudian pada tahun 1997 museum ini dibuka untuk umum. Ketika dibuka tidak banyak orang tahu tentang keberadaan museum ini. Karena pada awalnya ditujukan untuk konsumsi publik, museum ini terletak di daerah yang agak sulit dijangkau, terletak di atas bukit, sementara hanya ada satu penanda jalan menuju museum ini, surat dicetak dalam penanda itupun sudah mulai memudar sehingga sulit untuk dibaca.


Untuk memasukkan, biayanya relatif mahal. Museum ini didirikan yang tarifnya Rp 15.000 untuk siswa sekolah dan universitas, dan 25.000 untuk umum. Sementara wisatawan asing harus membayar Rp. 50.000 untuk masuk ke museum ini. Namun, jumlah uang yang dibutuhkan sangat sepadan dengan layanan yang diberikan ke museum. Tidak peduli seberapa kecil kelompok, museum menyediakan panduan untuk memandu rombongan setiap.


Museum dibagi menjadi tujuh bagian utama: Pemanasan Selamat datang, Guwo Selo Giri, sebuah ruang bawah tanah dengan arsitektur arsitektur yang sama Gothic, Kampung Kambangan (atau kampung di atas air), Taman, serta sebuah galeri bernama Akademik Djagad Galeri Modern Art.


Kambangan desa dibagi menjadi beberapa ruangan kecil: Ruangan Tinneke, Paes Ageng Yogyakarta, Kamar Vorstendlanden Batik, Batik pesisir dan ditunjuk Non Gusti Nurul.


Ruangan pertama, ruang Selamat datang, semacam ruang "pemanasan" yang memberikan gambaran kasar kepada para pengunjung museum sebagai tetangga keseluruhan. Disusun dengan baik ruangan dengan pencahayaan redup sedikit. Di salah satu sudut itu adalah foto ibu Hartini, istri keempat dari Presiden


Ruang berikutnya Guwo Selo Giri, menampilkan gambar tokoh kerajaan yang menonjol. Di ruangan ini pengunjung juga mendapat cerita kecil menarik seperti bagaimana Hamengkubuwono IX biasa dipanggil Pangeran Hengky oleh induk semangnya. Atau Pakubuwono 12 yang juga sering disebut oleh teman-teman Bobby Belanda.




Yang lainnya menuju Kambangan museum, desa atau lingkungan di atas air, pengunjung akan diajak masuk ke sebuah ruangan kecil. Salah satunya adalah ruangan Gusti Nurul. Ruangan ini menampilkan foto Gusti Nurul dalam berbagai usia, serta barang-barang yang digunakan saat masih di istana.


Gusti Nurul tumbuh menjadi gadis cantik dan cerdas, juga tidak segan-segan mengungkapkan pendapatnya. Ada banyak yang mengagumi putri satu, Presiden Sukarno adalah salah satunya. Dia begitu terpesona pada sang putri, sampai-sampai ketika ia diundang ke Vila Cipanas Gusti Nurul, dia secara khusus meminta pelukis untuk mengabadikan sosok Basuki Abdullah Gusti Nurul dalam lukisan. Lukisan itu kemudian ditampilkan di ruang kerja di Vila Cipanas Soekarno.


Hal lain yang sangat khusus, Gusti Nurul adalah wanita pertama yang dengan tegas menolak poligami. Karena pandangan yang ketat dari Gusti Nurul akan menikah pada usia tiga puluh tahun. Gusti Nurul saat ini memiliki delapan puluh enam tahun tinggal di London.


Kambangan desa masih memiliki beberapa ruang lainnya yang secara khusus berbicara tentang batik. Sementara ruang terakhir, ruang Paes Ageng, menampilkan pakaian pengantin, dan lukisan yang berhubungan dengan pernikahan biasa diadakan di kekaisaran.


Untuk nyaman di seluruh ruangan di museum ini memakan waktu sekitar satu jam. Pengunjung akan mendapatkan cerita lengkap tentang berbagai objek dan karakter yang telah tertarik pada warna dalam sejarah istana Yogyakarta dan Solo.


Setelah puas mengelingingi Inti dari museum, pengunjung biasanya akan diminta untuk mengisi buku tamu sementara Anda disuguhi minuman khusus dengan rasa jahe yang terasa hangat di tenggorokan ketika menghirup. Ramuan ini dibuat dengan resep rahasia yang sering diambil istana putri. Yang mengatakan, ramuan ini berkhasiat awet muda.










sumber
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Siantar info - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger